evening drive.

us in another universe
3 min readApr 9, 2021

--

cakep bgt buset.

a/n the credit for character’s name belongs to @eskalokal (on twitter)/ cw alias cringe warning. i wrote this literally at 3 am in the morning, so don’t expect too much.

“Kamu pernah kesel nggak sih gara-gara aku nggak bisa nyetir?”

Kirino memperhatikan gadis di sebelahnya yang sedang fokus menatap jalanan lurus di depannya sambil humming lagu yang terputar. Cantik. Kirino selalu menganggap pacarnya ini cantik banget, apalagi sekarang — saat cahaya matahari pukul empat sore menembus kaca mobil dan memunculkan bias warna keemasan di wajah gadis itu.

“Kenapa aku harus kesel coba?”

“Yakan kamu jadi nggak bisa kayak yang lain — yang disetirin pacarnya.” Kirino menggaruk tengkuknya. “Aku aja kadang kesel sama diri sendiri kenapa masih takut nyetir mobil.”

Kirino trauma. Dulu waktu belajar bawa mobil pertama kali, Kirino hampir menabrak abang tukang bakso yang lagi jalan sambil dorong gerobak. Dia nggak bisa bayangin seandainya hari itu dia telat menginjak rem beberapa detik aja. Setelah itu, Kirino benar-benar nggak mau lagi nerusin belajar nyetir mobil.

“Kan kalau naik motor kamu yang nyetir, kalau bawa mobil aku yang nyetir. Terus letak masalahnya di mana? Lagian aku juga seneng-seneng aja sih nyetirin kamu, emang dasarnya aku suka nyetir.”

“Harusnya emang kamu daftar jadi sopir Grab aja sih, Yang, kayak Bang Bayu.”

“Nggak gitu ya, Kirino.”

Kirino tertawa.

“Eh, tapi boleh juga sih idenya. Bisa dipertimbangkan kalau nanti tiba-tiba aku bosen sama kerjaanku yang sekarang. Mau banting setir jadi driver Grab aja.”

“Jangan deh! Kalau Grab nanti aku nggak bisa ikut. Mending angkot, Yang, nanti aku yang bagian jadi kernet narikin duitnya, nah kamu yang nyetir.”

“Oke, dipertimbangkan. Lumayan hasilnya buat tambahan modal nikah.”

“Nikah sama siapa?”

“Bang Bayu.”

“HEHHH! Kok Bang Bayu sih?” Kirino protes dengan sedikit berteriak. “Kacau nih, diem-diem naksir Bang Bayu ya lo?”

“Iya. Ganteng sih dia.” Gadis itu menjawab tanpa ekspresi. “Masih jomblo kan?”

“Masih kayaknya. Nanti deh aku tanyain.”

“Oke. Thanks, Kirino.”

“Yoi.”

Ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya tawa keduanya pecah bersamaan. Kirino bahkan sampai terbatuk beberapa kali — begitu juga dengan gadis di sampingnya. Bertemu seseorang dengan sense of humour yang sama itu menyenangkan. Mereka berdua sudah biasa saling lempar jokes dengan ekspresi kalem nyaris datar — yang selalu ditutup dengan tawa puas setelahnya.

Kirino tiba-tiba menjulurkan tangan dan mencubit pipi gadis kesayangannya itu. “Emang nggak ada yang bisa ngeladenin aku selain kamu.”

“Emang, makanya kamu harus bersyukur banyak-banyak.”

“Aku mah bersyukur tiap hari,” jawab Kirino sambil mengacak rambut pacarnya. “Tapi serious question, kamu malu nggak punya pacar aneh kayak aku?”

“Aku malunya kalau kamu pernah ambil gorengan lima biji tapi yang dibayar cuma tiga.”

“Yah…. Pernah lagi gue.” Kirino menghela napas dramatis.

Gadis itu spontan menoleh ke samping dengan mata membulat. “Demi apa sih, No?”

“Hahaha biasa, Yang, kenakalan remaja jaman sekolah.” Kirino terbahak mengingat-ingat masa SMP-nya. “Ah, tapi semua orang pasti pernah begitu minimal sekali di hidupnya.”

“Aku enggak!”

“Ya kan aku bilang semua orang, kamu mah malaikat.”

“Kirino aku lagi nyetir, jangan digombalin.”

Tawa Kirino semakin kencang melihat wajah kesal pacarnya dan bukan Kirino namanya kalau nggak makin semangat menggoda. “Nyetirnya santai aja biar kena lampu merah di depan.”

“Lampu merah depan itu lama banget, No.”

“Ya justru itu yang dicari.” Kirino menelisik raut wajah pacarnya yang tampak tidak curiga dengan arah pembicaraan mereka, sebelum akhirnya melanjutkan, “Biar enak ciumannya.”

“Oh, oke.” Bertolak belakang dengan prediksi Kirino, bukannya salting, si pacar malah menjawab santai sambil memelankan laju mobilnya saat timer di lampu lalu lintas menunjukkan angka 10. Setelah mobil benar-benar berhenti karena terjebak lampu merah, gadis itu menambahkan, “Jadi nggak?”

Kali ini ganti Kirino yang dibuat speechless.

a/n Kirino 0–1 Mbak Pacar.

--

--

us in another universe
us in another universe

Written by us in another universe

break my soul into two looking for you, but you're right here

No responses yet